sejarah dan prinsip erosi

A.Sejarah Perkembangan Mesin Erosi
Pada tahun 1770, Priestly melakukan observasi tentang efek erosi lompatan listrik. Sambil mencoba mengeliminasi dampak pada hubungan pendek arus listrik, B.R dan N.I Lazarenko manggali pengetahuan tentang efek destruktif pada proses lompatan listrik (electric discharge) dan mengembangkan proses erosi pada pengerjaan logam yang bersifat konduktor.
Pada tahun 1943, lahirlah proses pengerjaan material secara erosi yang dikenal dengan Electric Discharge Machine (EDM). Disebut demikian karena proses pelepasan material terjadi antara dua material konduktor yang terpisah satu sama lainyang dipisahkan dengan cairan non konduktor yang disebut dielektrikum.
Prinsip kerja EDM ini disebut sebagai circuit, yang digunakan sebagai dasar pembuatan mesin EDM. Saat ini banyak aplikasi pada mesin erosi lain termasuk wire cut.

B.Prinsip Dasar Erosi secara Fisika
Prinsip dasar erosi secara fisika dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk menciptakan pelepasan material di antara dua elektrode, harus ada tegangan pada tahanan dalam pada jarak kerja bunga api ( jarak antara elektroda dengan material). Tingginya tegangan tersebut tergantung dari :
a. Jarak antara elektroda dan benda kerja
b. Daya hantar dari cairan dielektrikum
c. Tingkat polusi (kotor) pada celah bunga api (GAP)
2. Proses pelepasan material akan dimulai pada tempat dimana terjadi medan listrik terkuat akan terbentuk.
3. Karena pengaruh medan listrik, elektron-elektron dan ion-ion positif berkumpul / terkonsentrasi pada satu titik pada tegangan tinggi, dan dengan cepat membentuk terusan (channel) yang menghantarkan listrik.
4. Pada tahap ini, arus listrik akan mengalir dan lompatan bunga api terjadi di antara elektroda, yang menyebabkan sejumlah tabrakan antara partikel-pertikel. Pada saat yang sama terjadi gelembung gas yang menguap pada elektroda dan dielektrikum. Tekanan akan meningkat secara tiba-tiba hingga menjadi sangat tinggi. Di sini, zona plasma terbentuk, yang akan dengan cepat meningkatkan suhu menjadi 8000-12000C, dan menciptakan peningkatan secara cepat tabrakan partikel-partikel yang menyebabkan melelehnya material pada area lokal antara kedua konduktor tersebut.
5. Pada saat tingkat arus listrik berhenti, terjadi penurunan suhu secara tiba-tiba, yang menyebabkan implesi dari gelembung, memberikan gaya-gaya bebas yang akan melemparkan material yang meleleh keluar dari tempat yang menjadi kawah.
6. Material yang terlepas (kotoran) akan dibuat menjadi solid lagi di dalam dielektrikum dalam bentuk butiran-butiran halus . Pengikisan material yang terjadi antara elektroda dan benda kerja tidak sama, tergantung pada polaritas, titik api, dan electrode feed rate. Erosi yang terjadi pada material disebut pamakanan.