Innovation Management

Keberhasilan wirausaha dapat tercapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses dan jasa-jasa inivasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Sehingga dalam hal ini inovasi merupakan instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai.

Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-menerus dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan akhirnya menjadi pengendali usaha.

Pengertian inovasi sendiri adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live). Dan inovasi dapat diartikan pula dengan doing new things (melakukan sesuatu yang baru. Inovasi berarti aplikasi dari kreativitas.

Management adalah cara untuk mengatur atau menyusun sesuatu. Jadi, innovation management adalah salah satu cara untuk mengatur inovasi atau ide ide yang muncul dalam memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan.

Innovation management biasanya disebut juga dengan new product development procedure (melihat ide potensial dan memprosesnya menjadi produk bisnis).

Penjelasan Innovation Management Procces


A. Meet the minds (mengumpulkan ide potensial)
Dalam fase ini dapat dimulai dengan identifikasi atau bertanya tentang peluang yang awalnya dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu :
1) Mencari tahu kebutuhan dan permasalahan yang ada di pasaran kemudian mencari solusinya
2) Menciptakan ide atau konsep baru yang mungkin dibutuhkan dan akan diterima pasar
3) Mengumpulkan ide dan masukan dari pihak lain, seperti :
a. Kebutuhan dan keinginan (saran dan masukan) dari konsumen
b. Ilmuwan atau pakar
c. Pesaing bisnis
d. Salesman Perusahaan
e. Distributor
f. Manajemen Puncak
g. Badan penelitian, dunia industri, dan bahan penelitian dari universitas
h. Dll.
Setelah menganalisa itu semua barulah kita akan mendapatkan ide-ide yang nantinya digunakan untuk menentukan produk baru apa yang akan kita buat. Dari sekian banyak ide yang dikumpulkan barulah kita seleksi untuk dicari yang paling sesuai dengan kebutuhan pasar

Munculnya ide kewirausahaan:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau modifakasi cara melakukan suatu pekerjaan.

Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Perlu diingat, bahwa banyak wirausaha yang berhasil buka atas ide sendiri, tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.

B. Mindset
Yang dimaksud dengan mindset di sini adalah menyatukan semua gagasan dan ide yang telah terkmpul dari masing – masing pribadi kemudian diseleksi untuk dipilih yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Bisa dibilang mindset adalah memfokuskan kebutuhan dari permasalahan yang ada.
Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:
1. Pengurangan kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.
2. Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.
3. Pengelolaan risiko yang mendatangkan nilai dan manfaat.
Sedangkan risiko-risiko yang akan dihadapi adalah:
1. Risiko pasar: terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar.
2. Risiko finansial: terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya.
3. Risiko teknik: terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik.

C. Strategy
setelah ide yang telah terseleksi tersebut kita pilih selanjutnya kita dapat menentukan dan menyusun strategi atau rencana awal apa yang akan kita lakukan terhadap ide yang telah kita pilih tersebut
contohnya siapa pelanggan kita, apa yang mereka inginkan dan mengapa mereka memerlukan hal tersebut.

D. Insight
Strategi yang sudah kita temukan dapat kita perdalam lagi dengan melihat pada beberapa aspek – aspek lainnya, diantaranya adalah:
1. Struktur Organisasi.
Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahan akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan jenis perusahaan. Struktur perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu memfasilitasi orang untuk membuat kerjasama tanpa terjebak menciptakan birokrasi yang berbelit-belit. Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan kelebihan dan menutupi kelemahan dari setiap bagian/individu.
2. Analisis pasar dan pemasaran yang meliputi: target pasar, kondisi persaingan. Analisis mengenai produk atau jasa: jenis dan keunggulan produk. Strategi pemasaran yang dilakukan yang meliputi pricing strategy, distribution strategy, branding/promotion strategy dll.
3. Aspek Produksi.
Berbagai macam keputusan harus dibuat mengenai proses produksi, misalnya lokasi dari fasilitas produksi, tata letak mesin. Dan keputusan lokasi bisnis. Dalam memilih lokasi bisnis yang paling utama adalah alasan apa yang menyebabkan kita harus memilih lokasi tersebut. Ada banyak alasan, seperti menemukan pasar baru atau memperluas pasar, mengupgrade fasilitas atau peralatan produksi, atau karena pertimbangan biaya dan cash flow bisnis.
4. Aspek SDM.
Sumber daya manusia merupakan hal yang yang krusial bagi berhasilnya suatu perusahaan. Pada aspek ini perusahaan harus mampu merencanakan kebutuhan SDM dan mengembangkan SDM yang ada. Karena sehebat apa pun seseorang, seberapa banyak pun pengetahuan yang dimiliki, selalu saja ada kesempatan yang bisa dilakukan untuk mengembangkan diri karena dunia berubah dengan cepat, pengetahuan berkembang, teknologi cepat berubah. Jadi, perusahaan harus terus mendorong SDMnya untuk belajar dan mengembangkan diri.
5. Aspek Keuangan.
Aspek keuangan harus mampu menjelaskan mengapa bisnis ini layak dan harus juga menunjukkan bagaimana bisnis ini akan didanai(berapa dana pemilik dan berapa dana dari kreditor). Untuk itu sebelum mencari modal, tentu harus diketahui dulu berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Kebijakan dalam pengelolaan keuangan mutlak diperlukan bagi para wirausahawan. Kesalahan dalam mengelolanya dapat menjatuhkan usahanya walaupun usahanya tersebut memperoleh laba yang besar tetapi wirausaha tersebut tidak mampu untuk membedakan yang mana dana untuk kepentingan pribadi, dan yang mana dana untuk kepentingan usahanya.
6. Aspek Teknologi Informasi.
Tidak ada yang dapat memungkiri bahwa kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari apa yang disebut teknologi. Begitu juga dengan bisnis. Meskipun kita tahu bahwa bisnis sudah ada sebelum teknologi ini muncul, tetapi kini bisnis tanpa teknologi akan berjalan lambat, seperti siput.
7. Aspek Hukum: peraturan perundang-undangan, perizinan, dan tata cara kelola perusahaan merupakan yang menjadi pokok perhatian anda dalam berbisnis.

E. Concept
Konsep berarti pematangan dan pengembangan dari konsep yang sudah ada, bisa dibilang juga sebagai penerapan dari strategi yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Setelah konsep sudah matang penerapan strategi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Analisis konsep produk dan proses produksi secara mendalam. Analisis ini penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadahi atau tidak.
2. Menaksir biaya awal pembuatan produk tersebut.
3. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi. Contohnya Risiko pesaing; resiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar.
Risiko pesaing meliputi:
a) Kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
b) Tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh pesaing dalam mengembangkan produknya
c) Dukungan keuangan pesaing dalam pengembangan produk baru dan produk yang diperkenalkannya.
d) Kekuatan perusahaan untuk mengatasi serangan-serangan pesaing.
Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu obyek tertentu yang dapat ditransformasikan menjadi produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru.

DESAIN PRODUK PENDAHULUAN
Dalam hal ini perlu diketahui ciri-ciri produk terpilih. Sebagai contoh dalam industri permen untuk anak-anak bagaimana komposisinya, kenampakannya, ukurannya, bagaimana penyimpanan produk, umur simpan dan sebagainya Prototipe merupakan produk baru dari suatu kegiatan uji coba produksi skala kecil. Perusahaan akan mengalami Trade off yaitu akibat dari kondisi yang saling berlawanan antara biaya, kualitas dan nilai produk hasil akhir dari kegiatan diatas berupa disain yang dapat bersaing dipasar yang siap diproduksi.

PENGUJIAN (TESTING)
Prototipe kemudian diuji hasilnya ditinjau dari aspek pemasaran dan kemampuan tehnikal produk.
Kegiatan pengujian pasar sangat penting karena meskipun produk berkualitas tetapi tidak layak jual juga tidak ada artinya dan kegiatan ini disebut Uji Pasar. Dalam hal ini prototipe produk baru dilempar kesekelompok konsumen untuk dicoba dan dari uji ini diketahui pendapat konsumen mengenai produk baru tersebut.

DESAIN AKHIR
Disain akhir meliputi spesifikasi produk mulai dari komposisi kimiawi, ciri-ciri bahan pengemas dan gambar, demikian juga dengan metode bakunya sehingga memudahkan bagian produksi. Sebagai hasil prototipe perubahan-perubahan tertentu mungkin perlu dimasukkan dalam disain akhir. Hal ini sangat diperlukan untuk melakukan pengujian kembali yang dapat menjamin nilai produk.
Contoh: pebuatan permen yang bernilai gizi untuk anak-anak. Hasil prototipe menunjukan rasa tidak disukai oleh anak-anak karena kurang manis, maka perlu diubah kembali sehingga rasa tersebut sesuai dengan selera anak-anak.

F. Viral marketing
Design yang telah jadi kemudian kita coba pasarkan pada skala kecil dalam rangka perkenalan awal produk kita tersebut kepada pasar. Hal tersebut dapat kita lakukan pula dengan cara memberikan sample kepada calon konsumen, membiarkan relasi kita mencoba produk tersebut, atau memberikan produk kita sebagai solusi pada mereka yang membutuhkan.

G. Trademark
Bila produk kita telah jadi, jangan lupa untuk mematenkan produk kita tersebut agar tidak ada pihak – pihak yang dapat memanfaatkan produk kita tersebut. Serta produk kita pun menjadi lebih terlindungi oleh hukum.
Selain itu masih adalagi yang dapat dilakukan pada tahap ini, yaitu standarisasi produk.
Standarisasi merupakan kata yang mempunyai arti yang sangat penting yaitu memberikan ukuran-ukuran spesifik tertentu yang dibuat dan dijual. Pembatasan jumlah ukuran-ukuran dan juga komponen-komponen penyusunannya sering disebut Simplifikasi atau penyederhanaan. Standarisasi bukan hanya penyederhanaan tetapi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan ukuran, rasa, aroma dan ciri-ciri lain yang selalu sama dan tidak berbeda-beda yang mencerminkan spesifikasi dari produk. Pada industri berbasis pertanian standarisasi sangat penting sekali dan produk tidak bisa dijual bila tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Dalam industri berbasis pertanian khususnya skala UKM standarisasi sering tidak dilakukan karena penguasaan dalam sistem produksi masih kurang.
Karena ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan dari standarisasi, diantaranya :
• Adanya standarisasi terhadap bahan dan alat-alat proses memudahkan untuk kegiatan proses konversi dari bahan baku menjadi bahan jadi. Sebagai contoh untuk pembuatan Mie Istant bahan baku utama adalah tepung terigu, suplier tepung diharapkan mengirim bahan tepung dengan kadar air 5 %, bila kadar airnya lebih maka ditolak.
• Demikian juga saat penyimpanan diharapkan ruang penyimpanan tidak berlembab, sehingga produk tidak akan menyerap air lagi. Kondisi penyimpanan yang standar sangat diperlukan. Cara ini lebih mudah dan tidak akan membingungkan bagian pengolahan.

H. In the News
Setelah semua telah terselesaikan dengan baik maka langkah selanjutnya adalah mengenalkan produk kita kepada publik agar produk kita ini dikenal banyak orang.
Namun, sebelumnya kita harus mengetahui beberapa data, yaitu :
1. Kapan; kapan waktu yang akan kita lakukan untuk launching produk kita.
2. Dimana (regional, nasional, internasional); dimana lokasi tempat pemasaran produk kita.
3. Kepada Siapa; siapa kelompok pembeli potensial yang terbaik akan dijadikan sasaran promosi dan distribusinya.
4. Bagaimana; bagaimana rencana tindakan kita selanjutnya : apa, kapan, biaya pemasaran, dll.

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan juga sebelum kita terjun ke pasaran, diantaranya :
• Diperlukan kerjasama antar perusahaan
• Fasilitas manufaktur/jasa harus dipersiapkan
• Barang harus diproduksi untuk mengisi saluran disrtibusi
• Karyawan disewa & dilatih untuk memberikan pelayanan

I. Why didn’t I think of that?
Pada saat produk telah sukses kita pasarkan dan konsumen sudah mengenal produk kita, tentu saja ada pro dan kontra dengan produk kita tersebut. Untuk kita sebagai produsen haruslah mau menampung, mendengarkan suara konsumen tersebut dan tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik serta menawarkan solusi dan mengeluarkan inovasi agar produk kita tetap eksis dan makin disukai konsumen.


J. Client List
Jangan lupa untuk membuat daftar konsumen produk kita, agar kita bisa memantau bagaimana kondisi mereka selanjutnya. Langkah ini bertujuan agar kita dapat selalu menghandle customer kita, karena sebagian besar tips ini sangat bermanfaat untuk mengunci customer bahkan bisa meningkatkan jumlahnya.